BIG LOVE OWNER

Wabah “Pamer Dosa”

In Tulisan Berat on November 19, 2008 at 6:51 am

Beberapa bulan terakhir ini, beberapa orang aktivis gencar melakukan kampanye, disertai peluncuran buku, yang isinya menentang ser menghimbau agar siapapun jangan melakukan aksi pamer aurat dan adegan mesum di depan kamera. Karena menurutnya, perilaku tersebut khususnya di negeri ini sangat marak dan mengalami percepatan laju yang sangat mengerikan. Ada ribuan rekaman mesum produk Indonesia yang telah tersebar luas melalui internet hingga mengantarkan negeri elok ini sebagai salah satu pemasok gambar dan video laknat terbesar di dunia. Hampir semua jenis kejahatan dan ketidaknormalan seksual dirambah. Naudzubillah.
Belum lama berselang sejak era sahabat Nabi n berlalu, seorang ulama yang pernah mengenyam hidup bersama sahabat mengatakan bahwa andai para shahabat melihat perilaku manusia saat itu mereka akan berkata manusia telah banyak yang zindik.

Dari ucapan beliau, kita bisa melihat grafik pencapaian dari program-porgram yang dicanangkan setan mengalami kenaikan demikian pesat. Dan saat ini, kita tidak tahu lagi pada point berapa kesuksesan setan menjerumuskan manusia berada. Wallahu’alam, demi melihat berbagai kerusakan yang terjadi, saat ini seperti bukan sekedar era menjebak manusia pada dosa tapi sudah sampai taraf ‘kaderisasi’. Membentuk manusia-manusia dengan karakter-karakter setan yang menakutkan.
Maka bermunculanlah pembunuh-pembunuh berantai yang amat sadis, perampok-perampok yang tak lagi menunggu di jalan sepi, tapi malah melakukan aksi ‘jemput bola’ dengan mendatangi mangsa meski ditempat ramai. Pencuri maupun tukang korupsi milyaran rupiah dengan berbagai modus operandi. Dan pengumbar syahwat dengan aksi yang telah sangat jauh melampaui batas “keterlaluan”.

“Kamilah Para Pendosa”
Beberapa bulan terakhir ini, beberapa orang aktivis gencar melakukan kampanye, disertai peluncuran buku, yang isinya menentang ser menghimbau agar siapapun jangan melakukan aksi pamer aurat dan adegan mesum di depan kamera. Karena menurutnya, perilaku tersebut khususnya di negeri ini sangat marak dan mengalami percepatan laju yang sangat mengerikan. Ada ribuan rekaman mesum produk Indonesia yang telah tersebar luas melalui internet hingga mengantarkan negeri elok ini sebagai salah satu pemasok gambar dan video laknat terbesar di dunia. Hampir semua jenis kejahatan dan ketidaknormalan seksual dirambah. Naudzubillah.
Menurut survey yang dilakukan, motiv yang mendasari bukan hanya iming-iming uang dari produser film porno tapi tak jarang pula yang melakukan hal tersebut hanya untuk “having fun” alias sekedar seneng-senengan saja. Jika anda berfikir, “Paling yang melakukan para wanita dan pria tuna susila alias para pekerja seks komersial”, anda harus kecewa. Karena ternyata kebanyakan pelaku adalah remaja usia sekolah, mahasiswa juga karyawan bahkan oknum pejabat.
Virus syahwat hanyalah salah satu diantara sekian banyak perangkap setan. Tapi kini, seperti kita ketahui, efeknya sudah sampai sedemikian gawat. Belum lagi berbicara tentang senjata setan lain seperti jerat harta, jebakan kekuasaan dan syubhat pemikiran semacam liberalisme, serta berbagai pemikiran yang sinis terhadap Islam dan amal ketaatan pada Allah. Virus yang telah menjangkit ratusan orang berarti telah menjadi wabah.
Kita mungkin juga baru sadar bahwa jurus jitu setan ini bisa menyebabkan manusia cacat mental. Mental yang normal adalah mental yang memiliki karakteristik lengkap, memiliki belas kasih, cinta dan paling penting adalah rasa malu. Adanya adab, tata kesopanan, dan akhlak hampir semuanya berangkat dari motivasi rasa malu. Hilangnya malu berarti hilangnya adab, kesopanan dan budi pekerti dan wajah manusia.
Dalam ilmu psikologi abnormal juga dikenal eksibisionisme. Semacam perilaku menyimpang berupa kegemaran memamerkan organ vital di hadapan orang lain. Dan agaknya kasus-kasus diatas jauh lebih parah dari pada definisi ini karena ditambah memamerkan adegan zina.

Mujaharah
Dari fenomena diatas, sekarang kita coba menengok apa sebenarnya yang terjadi dibalik layar. Keberhasilan menjerat manusia melakukan dosa besar berupa zina saja bisa dikatakan kesuksesan besar. Karena dalam sebuah hadits shahih riwayat Imam Ahmad, Iblis mengadakan sayembara bagi anak buahnya, dan yang berhasil membujuk manusia melakukan zina keluar sebagai pemenangnya.
Keberhasilan serasa lebih lengkap dengan direkam dan disebarluaskanya adegan zina tersebut. Benar-benar hasil yang sangat maksimal. Maksimal dari sisi apa?
Kita bisa meninjaunya dari dua sisi. Pertama, ancaman dosa zina tersebut menjadi paten, tak terampunkan. Rasulullah n bersabda,
“Setiap umatku dapat diampuni dosa-dosanya kecuali orang yang mengekspos dosa-nya. Contoh dari mengekspos dosa adalah seorang yang melakukan dosa dimalam hari, kemudian pada pagi harinya, padahal Allah Ta’ala telah menutupi dosanya, ia mengatakan:Wahai fulan, tadi malam saya telah melakukan demikian dan demikian. Di malam hari Allah telah menutupi perbuatan dosanya, namun di pagi harinya justru ia sendiri yang menyiarkannya”. (HR: al Bukhari, al Baihaqi, dan ad Dailami).
Sesuai pemahaman ahlusunah, dosa besar yang belum dimintakan taubat di dunia tapi pelakunya keburu meninggal, nasibnya akan bergantung kehendak Allah, bisa diampuni atau tidak. Tapi kesempatan itu bisa musnah jika dosa dilakukan secara terang-terangan (mujaharah). Sebab mujaharah dalam dosa berarti mengejek dan meremehkan ancaman Allah. Maka wajar jika kemudian diancam dengan dihapusnya kesempatan mendapat ampunan.
Kedua, ‘bonus’ dosa besar dari jasa kejahatan menyebarluaskan perbuatan keji di tengah umat. Allah berfirman,
“Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat.Dan Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. an Nuur: 19)

Kita belum menang
Solusi berupa tindakan pembasmian secara nyata barangkali masih sulit dan bisa jadi akan bertambah sulit di kemudian hari. Dunia internet dan komunikasi jaman ini adalah belantara luas yang penuh perangkap dan binatang buas. Seonggok rumput dibabat, serumpun perdu kan segera tumbuh dengan cepat. Bukan bermaksud pesimis, tapi sekadar mengingatkan kembali bahwa inilah perang. Perang antara manusia dengan setan, musuh bebuyutan. Dan dalam kasus diatas, manusia belum bisa dikatakan menang dan masih butuh perjuangan yang lebih keras dan waktu yang panjang. Allahuma la taj’alna ma’al qaumidzalimin. Wallahul musta’an.

  1. “Sayembara Iblis” versi blog ya Khi? 😀

Leave a comment